Skip to main content

Skoliosis? #9

Bismillah, hi guys!
Aku baru saja pulang dari rumah sakit.
Rencananya sih tadi mau konsultasi ke bagian otopedi.
Tapi ternyata polinya tutup.
Akhir-akhir ini aku suka nyeri punggung lagi guys.
Dan lebih parahnya lagi aku suka susah nafas.
Aku baca-baca di internet katanya emang efek kelainan tulang belakang yang aku derita.
Aku ini penderita skoliosis guys.
Dari aku masih sekolah.
Waktu aku tanya sama dokter, katanya kelainan ini bisa dari lahir.
Dulu aku sempet terapi gitu di rumah sakit guys.
Tapi lama-lama aku bosan harus terapi mulu.
Akhirnya aku putusin buat minta panduan sama terapisnya buat terapi dirumah.
Aku dikasih kertas yang isinya gambar-gambar gerakan stretching yang harus aku lakukan setiap pagi dan malam.
Dari hari itu aku rajin banget stretching.
Tapi makin lama aku bosen.
Dan karena kegiatan juga sih jadi aku jarang buat stretching.
Dokter juga bilang aku ga bisa capek-capek.
Alias gampang capek efek skoliosis ini.
Tapi ini emang bener guys.
Aku gampang banget kecapekan.
Aku beda ga kayak yang lain
Aku mulai mikir kalau aku cacat.
Tapi setiap orang yang dekat denganku, mereka menguatkanku.
Mereka bilang aku kuat, aku hebat.
Yang mereka yakini tidak pernah terlintas dalam pikiranku.
Sampai kadang aku berpikir bukan aku yang hebat
Tapi mereka yang hebat.
Mereka hebat bisa dengan sabar menemaniku.
Hmmm. Kembali ke ceritaku yang barusan ya guys.
Aku tadi kerumah sakit sendirian guys.
Aku sengaja engga ngajak siapa-siapa.
Aku gamau bikin orang tua khawatir.
Sempet si anu tadi mau nemenin.
Tapi aku bilang kalo aku uda terlanjur di rumah sakit.
Aku tau dia khawatir.
Dia ngingetin aku setiap pagi setiap malem buat stretching.
Tapi akunya bandel
Aku kadang males buat stretching.
Meskipun aku tau cuma dengan stretching seenggaknya nyeri punggungku mereda.
Aku inget betul apa kata dokter.
Karena aku bukan lagi masa pertumbungan, makanya skoliosis ini tidak bisa sembuh.
Cuma bisa di redahkan saat nyeri.
Setiap bangun tidur aku tidak merasa nyaman guys.
Karna punggungku terasa nyeri dan aku juga susah nafas.
Makanya tadi aku nekat buat ke rumah sakit.
Udah ga tahan huhu
Tapi malah zonk :(
Dan tadi aku juga baca di web soal skoliosis
Penderita akan mengalami nyeri punggung karena tulang yang tumbuh bengkok dan bengkoknya tulang belakang ini bisa menganggu organ penting dan apabila ini terjadi bisa menyebabkan kematian.
Aku kirimkan itu ke anu.
Dia bilang "mati dan hidup itu sudah ada yang ngatur. ini cuma soal pasiennya yang susah dibilangin"
Hmmmm.
Buat kalian yang skoliosis juga share dong pengalaman kalian ke aku.
Kirim aja email di ervinatrianingsih@gmail.com aku tunggu ya guys.
Inti tulisanku kali ini, hidup dan mati itu milik Allah. Bye.

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.