Skip to main content

Sayang? #4

Bismillah, hai guys!
Selamat pagi :)
Hari ini aku mau liburan ke semarang bareng temen aku.
Pumpung tanggal merahnya numpuk hehe
Aku mau cerita sedikit nih.
Kemaren malem kelar aku kuliah, anu samperin aku ke kampus.
Seneng sih bisa ketemu dia sebelum kita sama-sama liburan ditempat yang berbeda.
Itung-itung ilangin rasa kangen.
Kebetulan dia mau ndaki gunung raung dan akunya ke semarang.
Awalnya aku diajakin ikut dia, tapi aku pikir-pikir gaakan memungkinkan.
Oiya aku cerita soal yang kemaren dikampus aja deh ya.
Jadi akhir-akhir ini guys, kelar aku kuliah aku ga langsung pulang.
Aku nongkrong dulu bareng temen-temen di kampus.
Sekedar ngobrol yang gapenting sampe yang penting.
Sekedar nyanyi-nyanyi pake streaming youtube sampe nonton katakan putus.
Ga penting tapi kayak gini ini bakal aku kangenin kalau uda lulus nanti.
Pas lagi seru-seru becanda bareng temen-temen.
Ada sms masuk guys.
Anu bilang dia uda dikampus dan dia lagi dikantin.
Aku samperinlah dia, terus dia tak ajak ketemen-temenku.
Bisa ditebak kan guys respon temen-temenku kayak gimana.
Mereka heboh uda kayak pasar.
Dan yang lebihnya lagi ada salah satu temenku tanya ke dia.
"Kalian uda jadian ta?"
Aku cuma ketawa aja dan diapun juga gitu.
Ngghhhhh serasa skak mat banget.
Setelah agak lama ngobrol bareng, satu persatu pada pulang ninggalin aku sm anu berdua.
Karena aku pikir bosen juga kalau cuma berdua, aku ajak dia makan es puter.
Akhirnya kita ke es puter.
Diperjalanan...
Kita becanda kayak biasanya.
Tapi candaan ini mulai dibarengi sama percakapan soal,
"Vin"
"Dalem"
"Aku sayang kamu"
Lanjutannya aku skip ya guys biar ndak salah paham wkwk.
Uda mau deket waktuku buat berangkat ke semarang nih.
Lagi-lagi aku harus sudahi sampah ini.
Dan jangan sampe ketinggalan buat sampah-sampah yang lain ya guys.
Inti tulisanku kali ini, tidak ada kata terlambat untuk mengungkapkan rasa sayang. Hehe

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.