Selamat malam, karena aku menulis ini tepat malam hari. Sudah lama ya rasanya aku ga cerita disini. Karena mungkin sekarang aku bisa langsung cerita ke suami sih. Tapi kali ini aku sempetin nulis ini untuk arsip moment aja. Aku merasa mulai banyak kebahagian hadir tak terkira. Mulai dari beberapa hari yang lalu aku dihubungi pihak kampus, singkat ceritanya ijazah magisterku sudah bisa diambil. Dan hari ini, aku berhasil membuatnya bahagia dengan menemaninya berjuang. Mungkin memang benar awalnya ini iseng belaka, mengiyakan keinginannya untuk daftar sh*peefood. Dia bukan pengangguran, tapi dia memanfaatkan waktu luangnya. Dia hebat, dan kuat tentunya. Aku ga pernah menuntut dia secara financial. Setiap rezeki yang dia berikan, terasa selalu cukup untuk keluarga kecil kita. Alhamdulillah lingkungan yang baik membawanya menjadi pribadi yang lebih baik. Anw, balik lagi cerita tadi siang, aku nemenin dia jalanin "misi", awalnya dari daerah rumah kita ke daerah surabaya barat. Awa
Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur. Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da