Skip to main content

Penyesalan Terberatku

Aku hidup dengan cukup, cukup segi ekonomi, cukup segi pendidikan, dan cukup segi perhatian. Tapi ada yang sesekali menggangguku, perhatian yang orang tua kasih terkadang membuatku tertekan hingga aku mencari perhatian itu dari orang lain. Layaknya pemuda pada umumnya, aku menggoda beberapa perempuan hingga akhirnya aku menemukannya. Waktu luang yang cukup banyak membuatku sering bertemu dengannya. Dan ini awal mulanya.

Siang itu tepat di rumahku yang lain kota dengan rumah orang tuaku, aku mengajaknya main hingga kekhilafan itu terjadi. Kami sadar akan hal yang telah kami lakukan adalah salah, tapi terlalu pendek untuk kami berpikir apa akibatnya. Terjawab sudah setelah satu bulan lamanya, dia mengabariku dengan isak tangis bahwa dirinya hamil. Iya betul, hamil anakku.

Bersama kami berpikir seminggu lamanya, bulat tekat kami untuk mengumpulkan keberanian bicara kepada kedua orang tuaku. Harga diri keluargaku telah aku bayar murah karena kesalahan ini. Benar dan sesuai bayanganku, kedua orang tuaku marah hingga tak mau bicara padaku. Tapi waktu terus berjalan hingga akhirnya aku harus menikahinya. Tepat usia janin itu 3 bulan diperutnya, aku berjanji akan menjaga dan merawat mereka mulai detik ini. 

Hari demi hari terus bergulir, anak itu lahir alhamdulillah dalam keadaan sehat. Dan awal dari kebutuhan untuk si kecil semakin banyak muncul kendala keterbatasanku dalam bekerja. Hutang yang menumpuk kini menghantuiku. Kebutuhan rumah tangga yang begitu banyak, membuatku  hutang sana-sini. Dari hutang ke rekan kerja hingga hutang ke tetangga. Yang aku tidak tau kapan aku bisa mengembalikan uang mereka, sampai akhirnya aku memundurkan diri dari perusahaan tempat aku bekerja karena tau aku tidak mampu membayar hutang. 

Hidupku kini tak tau arah dan tujuan, meskipun aku punya keluarga kecil yang mungkin terlihat bahagia, tapi tidak untukku. Kedua orang tuaku tak lagi mampu membantuku dari segi financial. Aku mencari pekerjaan kemana-mana demi keluarga ini, tapi tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Sampai aku mendengar bahwa temanku bisa meminjami aku uang dari akun pinjaman online miliknya. Aku meminjam uang dari akun miliknya dan lagi-lagi aku tak tau kapan aku bisa mengembalikannya.

Aku sadar kini, kesalahan sekecil apapun tetaplah menjadi kesalahan.  Dosa tak terlihatpun akan tetep berdosa. Mungkin yang aku alami saat ini adalah buah dari kesalahan atau dosa yang telah aku perbuat. 

Penyeselan terberatku. Anonim.

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.