Aku hidup dengan cukup, cukup segi ekonomi, cukup segi pendidikan, dan cukup segi perhatian. Tapi ada yang sesekali menggangguku, perhatian yang orang tua kasih terkadang membuatku tertekan hingga aku mencari perhatian itu dari orang lain. Layaknya pemuda pada umumnya, aku menggoda beberapa perempuan hingga akhirnya aku menemukannya. Waktu luang yang cukup banyak membuatku sering bertemu dengannya. Dan ini awal mulanya.
Siang itu tepat di rumahku yang lain kota dengan rumah orang tuaku, aku mengajaknya main hingga kekhilafan itu terjadi. Kami sadar akan hal yang telah kami lakukan adalah salah, tapi terlalu pendek untuk kami berpikir apa akibatnya. Terjawab sudah setelah satu bulan lamanya, dia mengabariku dengan isak tangis bahwa dirinya hamil. Iya betul, hamil anakku.
Bersama kami berpikir seminggu lamanya, bulat tekat kami untuk mengumpulkan keberanian bicara kepada kedua orang tuaku. Harga diri keluargaku telah aku bayar murah karena kesalahan ini. Benar dan sesuai bayanganku, kedua orang tuaku marah hingga tak mau bicara padaku. Tapi waktu terus berjalan hingga akhirnya aku harus menikahinya. Tepat usia janin itu 3 bulan diperutnya, aku berjanji akan menjaga dan merawat mereka mulai detik ini.
Hari demi hari terus bergulir, anak itu lahir alhamdulillah dalam keadaan sehat. Dan awal dari kebutuhan untuk si kecil semakin banyak muncul kendala keterbatasanku dalam bekerja. Hutang yang menumpuk kini menghantuiku. Kebutuhan rumah tangga yang begitu banyak, membuatku hutang sana-sini. Dari hutang ke rekan kerja hingga hutang ke tetangga. Yang aku tidak tau kapan aku bisa mengembalikan uang mereka, sampai akhirnya aku memundurkan diri dari perusahaan tempat aku bekerja karena tau aku tidak mampu membayar hutang.
Hidupku kini tak tau arah dan tujuan, meskipun aku punya keluarga kecil yang mungkin terlihat bahagia, tapi tidak untukku. Kedua orang tuaku tak lagi mampu membantuku dari segi financial. Aku mencari pekerjaan kemana-mana demi keluarga ini, tapi tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Sampai aku mendengar bahwa temanku bisa meminjami aku uang dari akun pinjaman online miliknya. Aku meminjam uang dari akun miliknya dan lagi-lagi aku tak tau kapan aku bisa mengembalikannya.
Aku sadar kini, kesalahan sekecil apapun tetaplah menjadi kesalahan. Dosa tak terlihatpun akan tetep berdosa. Mungkin yang aku alami saat ini adalah buah dari kesalahan atau dosa yang telah aku perbuat.
Penyeselan terberatku. Anonim.
Comments
Post a Comment