Skip to main content

Thanks.

Hari ini, aku mulai menyadari akan kata layak dan tidak layak. Dalam hidup aku diberikan banyak sekali pilihan untuk tetap bertahan. Menahan ego untuk tetap tinggal tapi tidak bahagia. Dulu aku pernah diposisi ini, bertahan dengan keadaan yang aku sendiri tidak bahagia ada didalamnya. Menghambat segala aktivitas yang seharusnya ada dalam hidup aku. Yang pada akhirnya aku bisa menentukan apakah bertahan itu layak dalam hidupku atau tidak. Keputusan yang aku ambil mungkin menyisakan luka tapi aku yakin itu sementara. Keyakinanku akan hal itu ternyata terwujud dalam bentuk email hari ini. Aku dinyatakan lulus dengan gelar yang aku impikan selama ini, dan dengan nilai baik. Dreamlist yang aku buat beberapa tahun lalu sebentar lagi terpenuhi satupersatu. Bukti bahwa sesuatu yang telah aku tinggalkan memang tidak layak aku  pertahankan. Menyesal? Tentu tidak, karena dengan adanya luka sementara itu aku belajar bagaimana rasa bahagia. Terima kasih karena terlalu banyak orang yang telah membantuku mewujudkan impian-impianku. Thanks Allah SWT. 

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui ber...

21.07 10.02.20

Aku pernah larut dalam kesedihan yang akibatnya kondisiku semakin memburuk. Aku sering berpikir berlebihan yang membuat aku kebingungan sendiri. Iya sebenernya bukan itu yang mau aku ceritakan. Tapi ini soal kecewa (lagi) yang mungkin aku bingung bagaimana mengobatinya. Aku pernah sangat menyayangi, dan merasa sangat disayang. Tapi itu sesaat sebelum dia ga bisa nahan ego dan sikap angkuhnya. Aku diam, dan merenungkan tentang rasa yang kupunya. Mungkin benar jika rasanya tak sebesar rasaku. Dan mungkin benar jika aku bukan yang terbaik untuknya. Kalo ngomongin tentang ikhlas mungkin dengan waktu yang cukup lama kebersamaan ini sangat berarti untuk aku, yang tidak untuknya, buat aku susah mengikhlaskan semuanya. Tapi aku bisa apa? Sudah cukup dicampakkan berkalikali, sekali dua kali mungkin aku masih bisa mengalah, kalo suda berkalikali? Apakah aku masih harus percaya kalo ada cinta dihatinya? Atau cuma ego dan angkuhnya saja? Aku memang bukan wanita baik, tapi aku punya hati dan harg...

Hitam Putih

Vina's typograph