Skip to main content

Bersama Vina (2)

Bersama Vina yang kedua ini aku mau cerita tentang teman aku yang bisa dibilang kayak saudara gitu. Karena kita dari kecil bersama, bukan dengan ga ada masalah diantara kita karena meskipun sedekat apapun kita dengan siapapun pasti ada permasalahan. Awalnya kita hanya teman sekolah dasar, intinya temenan dari bocil wkwk. Namanya Dila, dia orang yang super hyperactive, kebanyakan tingkah, frontal, tapi juga pekerja keras. Karena aku mengenal dia dari kecil, mungkin terlalu banyak cerita yang kita lewati bersama, kalau aku ceritain semua bisa jadi cerpen ini. Aku cerita part-part yang paling aku ingat aja kali ya. 

Suatu ketika, untuk pertama kalinya aku diperbolehkan pergi keluar kota tanpa orang tua ataupun keluarga ya itu sama dia. Cuma berdua, ke Daerah Istimewa Yogyakarta, kota yang indah, orangnya ramah-ramah, sangat menyenangkan. Kita tinggal di kos-kosan temannya dia, dan aku inget banget kita pernah ga mandi seharian karena kos-kosannya mati listrik dan ga ada air. Kita jalan-jalan cuma modal ganti baju dan parfum wkwk kalau diingat-ingat lagi itu jorok banget sih. Itu cerita awal aku jalan-jalan sama dia, dan itu bukan jalan-jalan terakhir, karena kita juga sempat ke Semarang dan ke Malang. Aku ga mau ceritain kejadian apa aja ketika di Semarang karena ini liburan paling menyebalkan hmm. Dan sama halnya seperti di Malang, jadi aku skip ya hehe.

Dila itu orang yang paling mengerti aku salah satunya, dia tau apa yang aku suka, dia tau apa yang aku benci, dia tau sedetail-detailnya tentang aku. Orang yang mengenal aku sejauh itu, ya cuma kamu Dil. Sampai buruknya aku, meskipun kamu ga negor, tapi kamu termasuk orang yang tahan sama keras kepalanya aku. Dan kamu orang yang pertama kali menangis ketika aku harus diambil darahnya untuk pemeriksaan Lab. Kamu yang rela berantem dengan pasangan kamu untuk menemani aku di Rumah Sakit, kamu orang yang selalu ada waktu aku sakit, kamu orang yang mengirimkan aku makanan dan minuman yang aku suka waktu aku sakit. Entah aku merasa beruntung punya kamu, Dil. Yang selalu ada di setiap keadaan aku. Menemani aku nangis, menenangkan aku, membuat aku tertawa lepas. Aku bersyukur bisa mengenal kamu, yang mengerti aku lebih dari diri aku sendiri. 

Semakin kita dewasa, semakin aku tau bahwa aku punya cerita dalam kehidupan aku, dan Dila pun juga begitu. Cerita kita mungkin ga sama, apa yang aku alami dalam hidup, ga akan sama seperti apa yang dia alami. Tapi dia termasuk orang yang tegar menurut aku, menjalani cerita dalam hidupnya yang complicated. Kamu orang yang kuat, Dil. Keyakinan aku kalau kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan itu besar. Karena aku tau kamu ga mudah menyerah, kamu punya banyak ide untuk bisa menyelesaikan setiap masalah kamu. Tapi pesan aku, kamu harus bisa ngomong ke diri kamu sendiri setiap hari, "hari ini boleh nangis, tapi engga buat besok". Banyak orang yang sayang sama kamu, jadi kamu juga harus sayang sama diri kamu sendiri. Bertindaklah setidaknya sehari saja untuk menyenangkan diri kamu sendiri, jangan bertindak untuk orang lain terus.








Happy Birthday, Dila! Love you!!! WKWK


Comments

  1. Bisa gak kalo posting foto ku itu foto yang cantik saja??? Wkwkwkwk tolong foto aib ituuuu
    Uuuuuuunnnnncchhhhhhh selalu aja ada surprise di hari ulang tahun ku, ada prank kekasih, sekarang tulisan manis di blog, duh duh duh kamu kok co cweet 😘😘😘😘😘

    Kapan ya bisa jalan-jalan lagi keluar kota Vin, bener-bener ngebolang ga punya duit, kemana-mana naik transjogja. Bener-bener low budget plus nekat.

    Sebenernya sih kamu jarang nangis ya, kan aku yang cengeng wkwk tapi paling ku ingat adalah nangis depan hypermart sist, duh tak terlupakan wkwk

    Semoga persahabatan kita bisa selamanya yaaa vin, di dunia dan di akhirat. Meskipun ya kita itu mesti berbeda pendapat, tapi selalu dalam jokes yang sama haha 🤣🤣🤣

    Lop yuuu puuuulllll 💗💗💗

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok typo segala sih, prank kekeyi maksudnya

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.