Rasanya berbeda, seperti aku ingin terbang tapi tak kunjung bisa.
Aku ingin sekali punya sayap, yang bisa aku terbang melayang.
Bagiku, jika aku bisa terbang, aku bisa lupa dengan masalahku. Semuanya.
Pernah aku bertemu dengan dia, yang bisa menjadi sayap terindah untukku.
Tapi dia tak pernah membawaku terbang melayang.
Entah apa yang ada di pikirannya, entah apa yang belum bisa dia gapai.
Aku merasa berbeda. Dengannya, dengan semuanya.
Sebelum membawaku terbang, dia menjauh sampai tak terlihat.
Aku tak sanggup bertanya, apa tujuannya.
Karna aku tau, apa yang aku tanyakan jawabannya menyakitkan.
Ternyata, sebelum aku bertanya, jawaban itu datang dengan sendirinya.
Bidadari lain jawabannya.
Bukan lagi patah tapi hancur dan tak berbentuk.
Sayap itu bukan lagi milikku. Bukan lagi harapanku untuk bisa membawaku terbang melayang.
Aku ingin sekali punya sayap, yang bisa aku terbang melayang.
Bagiku, jika aku bisa terbang, aku bisa lupa dengan masalahku. Semuanya.
Pernah aku bertemu dengan dia, yang bisa menjadi sayap terindah untukku.
Tapi dia tak pernah membawaku terbang melayang.
Entah apa yang ada di pikirannya, entah apa yang belum bisa dia gapai.
Aku merasa berbeda. Dengannya, dengan semuanya.
Sebelum membawaku terbang, dia menjauh sampai tak terlihat.
Aku tak sanggup bertanya, apa tujuannya.
Karna aku tau, apa yang aku tanyakan jawabannya menyakitkan.
Ternyata, sebelum aku bertanya, jawaban itu datang dengan sendirinya.
Bidadari lain jawabannya.
Bukan lagi patah tapi hancur dan tak berbentuk.
Sayap itu bukan lagi milikku. Bukan lagi harapanku untuk bisa membawaku terbang melayang.
Comments
Post a Comment