Aku gatau apa tujuanku menulis ini. Aku gatau apa harapanku menulis ini. Yang aku tau hanya aku ingin menulis ini dengan hati.
Dear..
Terlalu banyak hal yang kamu tidak mengerti, atau mungkin bukan tidak mengerti tapi kamu tidak mau mengerti. Jujur, aku selalu berusaha menuruti apa maumu. Bahkan dititik lelahpun aku tetap menurutimu. Tapi pernahkah kamu berpikir, bagaimana perasaanku? Aku menurutimu dengan hati, tapi kamu tak pernah melihatnya. Aku gaakan kasih contoh, karna kamu sudah dewasa. Kini ku serahkan kembali kepadamu rasa yang tulus dalam hati. Yang mungkin rasa ini, yang telah membagi kebahagian padaku. Setalah sore ini, aku tak bisa membayangkan bagaimana malamku tanpamu, hariku tanpamu, tanpa kasih sayangmu. Ternyata benar, sederas apapun hujan tiba, akan ada saatnya untuk redah. Dulu, kamu begitu mempertahankan aku. Dulu, kamu begitu menyayangiku. Dulu, kamu begitu berkorban untukku. Dulu, tapi itu dulu. Kini hujan mulai redah, akankah ada pelangi yang indah dihariku?
Dear..
Terlalu banyak hal yang kamu tidak mengerti, atau mungkin bukan tidak mengerti tapi kamu tidak mau mengerti. Jujur, aku selalu berusaha menuruti apa maumu. Bahkan dititik lelahpun aku tetap menurutimu. Tapi pernahkah kamu berpikir, bagaimana perasaanku? Aku menurutimu dengan hati, tapi kamu tak pernah melihatnya. Aku gaakan kasih contoh, karna kamu sudah dewasa. Kini ku serahkan kembali kepadamu rasa yang tulus dalam hati. Yang mungkin rasa ini, yang telah membagi kebahagian padaku. Setalah sore ini, aku tak bisa membayangkan bagaimana malamku tanpamu, hariku tanpamu, tanpa kasih sayangmu. Ternyata benar, sederas apapun hujan tiba, akan ada saatnya untuk redah. Dulu, kamu begitu mempertahankan aku. Dulu, kamu begitu menyayangiku. Dulu, kamu begitu berkorban untukku. Dulu, tapi itu dulu. Kini hujan mulai redah, akankah ada pelangi yang indah dihariku?
Comments
Post a Comment