Skip to main content

My Best Friends :)

Makin naik level kelasnya, makin aku tahu apa itu cinta, apa itu kasih sayang, apa itu teman dan apa itu sahabat. Bukan aku sih yang merasakannya, ini cerita dari teman-temanku. Kita berteman memang tidak lama, mungkin bisa dihitung dengan jari, yah kira-kira baru sekitar enam bulan kami berteman. Banyak yang kita share bersama. Tentang keluarga, teman-teman dekat, bahkan tentang orang yang kita sukai. Aku tahu, mereka teman-teman yang baik. hang out bareng, makan ice cream, nonton biskop, itu seperti keseharian kita selama akhir pekan.
Nadine memang lucu, tapi kadang sifatnya yang memang kekanak-kanakan itu yang membuat aku sulit menjelaskan sesuatu yang kita lihat. Misalnya, waktu kelas kita menontot film yang memang bisa dibilang filmnya banyak adegan jorok. Sudah kita risih melihatnya, tapi apa yang dikatakan Nadine, “Kenapa sih? itu tadi ngapain?” Oh my God. Itulah Nadine.

“Heh, ada gosip baru!” Kata Icha ditengah-tengah kita mengobrol. Ini dia, temanku yang satu ini memang paling muda diantara kita semua. Tapi selera style-nya mengalahkan kita semua. Yah, tapi namanya juga manusia pasti punya kekurangan dan kelebihan. Sayangnya kekuranganya itu kurang percaya diri. Tapi maklum sih, aku juga kadang kurang percaya diri. Bukan cuma itu, Icha juga termasuk anak yang periang dan suka meramaikan suasana.
Kecil, pintar, imut (kadang aku tidak percaya, aku bisa memujinya seperti ini) itulah Ita. Dia salah satu temanku yang paling bisa ketawanya cuma nyengir. Kadang juga, kata-katanya menyakitkan hati padahal sih maksudnya bercanda. Tapi itulah dia. Dengan apa adanya dia sampai sering main sembunyi-sembunyian karena takut ketahuan teman-teman dekatnya.

Ini dia, temanku yang satu ini namanya Ryka. Dia memang sedikit berbeda daripada yang lain. Bukan cuma hanya dia yang sudah punya pacar diantara kita, Ryka juga dikenal orangnya santai sekali. Bisa dibilang santai dalam hal apapun ya. Ryka memang baik, tapi kadang ketidaktahuannya itu yang membuat kita jengkel. Sempat waktu itu kita membicarakan tentang salah satu anak dikelas lain, tapi Ryka tidak juga paham dengan cerita kita, dia terus bertanya, “Siapa se?” Padahal pertanyaannya simple dan jawabannya pun simple tapi meskipun kita jelasin Ryka tak kunjung mengerti.
Berbedaan kitalah, yang menyatukan kita setiap akhir pekan. Dengan kemangkuk ice cream, kita selalu bercanda dan juga berfoto. Berberapa donut pun menemani candaan kami, dan cerita-cerita kami.



Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.