Skip to main content

Asal-asalan ;;)


BUKAN, bukan. Bukan masalah bisa atau enggak bisa. Sempet kaget sih kenapa banyak yang bilang ini lucu. Padahal ini sama sekali bukan lelucon. Dia sering ngece aku! Tapi itu mungkin becanda. Dia sering ngecewain aku dan kita enggak pernah akur! Tapi mungkin dia punya alasan. Selalu ada saja yang membelanya. Sempet punya pikiran buat ngelupain dia, tapi jangan deh. Sekali lagi. Bukan karena omongannya temen-temenku yang bilang aku sama dia cocok. BUKAN. Bukan juga karena omongannya ibuku, buat selalu menjadi cewek jinak-jinak merpati. BUKAN. Aku cuma ingin jadi yang terbaik. Menunggu emang enggak enak kok. Aku tau itu. Menyebalkan bahkan. Tapi apalah arti menunggu, jika kita menjalaninya dengan ikhlas dan apa adanya. Pasti BISA. Percaya apa enggak, dia pernah sempet ngelupain aku, dia lebih milih cewek yang baru dia kenal dan nyia-nyiain aku gitu aja. Fine-fine aja sih aku. Terserah dia juga sih. Siapa aku kan. Tapi eh ternyata kembali juga. Itu yang aku inginkan sebenernya, tapi cuma malu aja mau bilang. Aku bukan orang yang cepet ngelupain orang yang aku sayang. Apalagi orang itu lama bersamaku. Mungkin orang bisa bilang, aku enggak bisa kalau gak deket sama banyak cowok. Tapi itu bener-bener SALAH. Aku bisa. Kalau cowok itu bener-bener bisa serius sama aku. Kalau dia buat aku cuma mainan sih, aku ya bisa kayak gitu. Kenapa enggak? Cewek bukan tempat sampah ya. Inget. Suatu saat bukan cowok lagi yang punya banyak istri tapi cewek yang punya banyak suami *eh haha :p Iseng sih tadinya nulis ini. Emosi sih. Daripada nyampah di timeline cuma bisa bikin orang sebel. Apalagi nyampah di status FB duuuh menuh-menuhin aja. Mikir-mikir juga kalau mau nyampah di recent update bisa-bisa diomongin dan disindir-sindir. Jadi yang paling tepat nulis disini ;;)

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.