Skip to main content

Sosial Media

Hai, apa kabar? Semoga kamu disana baik-baik aja, jangan lupa untuk bahagia ya..

Aku mau cerita tentang pertanyaan yang selalu muncul dalam benakku, "mengapa?". Di usiaku yang bukan remaja lagi, teman-temanku kebanyakan sudah pada nikah dan sibuk dengan keluarga kecilnya masing-masing. Ada banyak ragam instastory maupun feed yang mereka bagikan di Instagram. Tentunya mereka paham akan banyak pasang mata yang melihat itu. Aku memahami kebahagiaan mereka. Mempunyai keluarga sederhana yang bahagia adalah hal yang ingin mereka tampilkan. Wajar. 

Tapi mengapa masih ada orang yang sudah share beberapa moment bahagianya, tapi beberapa waktu kemudian mereka undo. Apa mereka sekita tidak bahagia? Atau cuma ingin membaginya saat mereka bahagia saja? Atau mengapa begitu? Pertanyaan-pertanyaan akan muncul dan apa mereka memahami itu? Beberapa bulan yang lalu membagikan tentang moment bahagianya dengan pasangan di hari pernikahan. Lalu hilang begitu aja, tanpa jejak. Apa mereka menyadari akan banyak orang yang menilai dan bertanya-tanya tentang ini?

Saran aku, kalau memang moment itu tidak perlu dibagikan, jangan pernah membagikannya. Karena akan ada hati yang terluka ketika kamu membagikannya dan terlihat sangat bahagia, tapi ketika kamu berubah pikiran, kamu undo itu moment dari sosial media kamu. Ini cuma saran, diterima boleh atau tidak diterima juga boleh :)

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui ber...

21.07 10.02.20

Aku pernah larut dalam kesedihan yang akibatnya kondisiku semakin memburuk. Aku sering berpikir berlebihan yang membuat aku kebingungan sendiri. Iya sebenernya bukan itu yang mau aku ceritakan. Tapi ini soal kecewa (lagi) yang mungkin aku bingung bagaimana mengobatinya. Aku pernah sangat menyayangi, dan merasa sangat disayang. Tapi itu sesaat sebelum dia ga bisa nahan ego dan sikap angkuhnya. Aku diam, dan merenungkan tentang rasa yang kupunya. Mungkin benar jika rasanya tak sebesar rasaku. Dan mungkin benar jika aku bukan yang terbaik untuknya. Kalo ngomongin tentang ikhlas mungkin dengan waktu yang cukup lama kebersamaan ini sangat berarti untuk aku, yang tidak untuknya, buat aku susah mengikhlaskan semuanya. Tapi aku bisa apa? Sudah cukup dicampakkan berkalikali, sekali dua kali mungkin aku masih bisa mengalah, kalo suda berkalikali? Apakah aku masih harus percaya kalo ada cinta dihatinya? Atau cuma ego dan angkuhnya saja? Aku memang bukan wanita baik, tapi aku punya hati dan harg...

Hitam Putih

Vina's typograph