Skip to main content

Pindah? #3

Bismillah, halo guys!
Pagi-pagi gini sebenernya aku ga pengen nulis.
Tapi ada yang bikin aku ganjal dan pengen aku share ke kalian.
Ini soal berpindah.
Buat banyak orang pindah itu mungkin hal mudah.
Tapi buat aku enggak guys.
Berpindah itu ga semudah yang kalian pikirkan.
Pindah itu semakin kamu menjauh semakin kamu didekatkan.
Bodohnya aku mengalami proses berpindah ini terlalu cepat.
Aku ga sedih kok.
Aku ga sesedih yang kalian liat.
Aku strong.
Sebenernya aku pindah waktu itu karna rumah lamaku sudah mulai terisi penghuni baru.
Siapapun memang berhak tinggal dirumah lamaku.
Aku bukan lagi pemiliknya.
Tapi coba deh kalau kalian yang diposisiku waktu itu guys.
Kalian masih sangat nyaman di dalam rumah itu.
Kalian masih punya banyak rencana dengan rumah itu.
Tapi disisi lain kalian tau rumah itu adalah tempat tinggal sementara buat kalian.
Dan di waktu dimana kalian harus meninggalkan rumah itu, sudah ada penghuni baru yang siap tinggal disana.
Gimana perasaan kalian?
Padahal ketika aku masih tinggal dirumah itu, aku jaga benar rumah itu.
Ga akan aku buka kesempatan buat siapapun untu masuk rumahku.
Dan setiap langkahku di rumah itu, membuat aku semakin tak mau meninggalkan rumah lamaku.
Tapi aku sadar sekarang.
Semua yang ada di dunia ini cuma sementara guys.
Termasuk rumah itu.
Dan sekarang aku cuma bisa berharap.
Meskipun itu rumah bukan lagi punyaku.
Rumah itu tetap sempat menjadi rumahku.
Dan semoga penghuni baru rumah lamaku bisa nyaman didalamnya seperti aku yang dulu nyaman dan ga mau pergi dari rumah itu.
Maaf kalau tulisan kali ini ga penting dan bener-bener sampah.
Inti tulisanku kali ini, hidup akan terus berjalan dan kamu harus siap berpindah kapanpun itu. :)

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui ber...

21.07 10.02.20

Aku pernah larut dalam kesedihan yang akibatnya kondisiku semakin memburuk. Aku sering berpikir berlebihan yang membuat aku kebingungan sendiri. Iya sebenernya bukan itu yang mau aku ceritakan. Tapi ini soal kecewa (lagi) yang mungkin aku bingung bagaimana mengobatinya. Aku pernah sangat menyayangi, dan merasa sangat disayang. Tapi itu sesaat sebelum dia ga bisa nahan ego dan sikap angkuhnya. Aku diam, dan merenungkan tentang rasa yang kupunya. Mungkin benar jika rasanya tak sebesar rasaku. Dan mungkin benar jika aku bukan yang terbaik untuknya. Kalo ngomongin tentang ikhlas mungkin dengan waktu yang cukup lama kebersamaan ini sangat berarti untuk aku, yang tidak untuknya, buat aku susah mengikhlaskan semuanya. Tapi aku bisa apa? Sudah cukup dicampakkan berkalikali, sekali dua kali mungkin aku masih bisa mengalah, kalo suda berkalikali? Apakah aku masih harus percaya kalo ada cinta dihatinya? Atau cuma ego dan angkuhnya saja? Aku memang bukan wanita baik, tapi aku punya hati dan harg...

Hitam Putih

Vina's typograph