Skip to main content

Cewek Bukan Permainan

Cerita cinta remaja memang membuatku memiliki misi yang jahat. Tapi karena banyak hal yang mendorongku untuk melakukan ini. Sebelum aku menceritakan ini, aku minta maaf dulu kepada orang yang tersangkut dalam ceritaku ini. Cerita ini dimulai saat aku pertama kali masuk SMA. Yah, aku masuk kelas sepuluh lima. Aku dikenal diam disini. Tidak banyak anak yang tahu aku yang sebenarnya. Sekitar tiga bulan dari masuk sekolah baruku ini, aku dekat dengan salah satu cowok dikelasku. Perkenalan ini dimulai dari jaringan sosial di internet. Semakin hari, semakin dekat saja aku dengannya. Tapi memang saat itu, aku tidak punya perasaan apa-apa dengannya. Tapi karena kesehariannya aku dengan dia, jadi ada respect dengannya.

Mulai dari di ajak makan, yah aku ingat sekali. Pertama kali dia mengajakku makan, waktu itu kita dengan mengerjakan mading (majalah dinding) bersama. Dan aku juga ingat sekali, aku di ajak makan soto ayam. Setelah dia berani mengajakku makan, dia mengajakku untuk pulang bareng. Ragu sih ada, bahkan saat aku dijemput olehnya aku tidak memperdulikannya. Karena memang waktu itu aku masih tidak tahu arti semua ini. Setelah ini semua terjadi, dia mulai memberanikan dirinya untuk mengajakku pacaran. Tapi aku selalu membuat alasan-alasan dan salah satunya aku membuat tantangan untuknya. Dan tantangan itu, dia harus bisa masuk IPA.

Dipertengahan kedekatanku ini, aku semakin tidak yakin dengannya. Yang sempat membohongiku waktu itu. Dan bahkan cueknya melebihi kecuekanku semala ini. Dan awal kenaikan kelas dua, waktu itu aku menjalani ujian tengah semester, aku dengar, dia sedang dekat dengan seorang cewek. Aku mencoba untuk merelakannya. Meskipun aku rela, tapi sampai saat ini aku juga tidak bisa melupakan betapa jahatnya dia dan teganya dia membuat janji dan melupakannya dengan sia-sia.
Sampai akhirnya, aku mendekati seorang cowok di kelasku sekarang. Yah, sekarang aku masuk kelas sebelas IPA lima. Jujur, aku menyukainya. Tapi ada satu hal yang semua orang tidak tahu. Aku menyukainya cuma dengan satu tujuan. Memancing cowok jahat itu marah dan membenciku. Bukan hanya dengan cara itu aku memancingnya, aku juga suka memasang-masang status di salah satu jaringan sosial bermaksud untuk menyindirnya. Tapi aku mengatakan pada semua orang, aku tidak bermaksud menyindirnya. Ini sebuah pengakuan. Karena aku sadar satu hal, “kemunafikan itu menyakitkan”. Agar kamu mengerti betapa sakitnya selalu dibohongi.

Kejadian yang tidak kusangka-sangka, cowok yang selama ini aku jadikan pancingan malah berbalik menyukaiku. Aku tidak tahu apa ini cuma untuk main-main atau memang dia benar-benar menyukaiku. Ketika dia berani menunjukan bahwa dia menyukaiku, aku tak kunjung merespon. Aku tahu selama ini aku salah. Aku cuma membuatnya sakit berkali-kali. Tapi ini semua aku lakukan hanya untuk menunjukkan pada semua laki-laki, kalau tidak semua cewek bisa di permainkan sebagaimana dia mempermainkan janji-janji yang diucapkannya.

Ingatlah satu hal ini, “janjimu dan semua yang kamu lakukan akan kembali padamu”

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.