Aku bahagia melihatnya bahagia, masih ada yang bilang gini? Omong kosong rupanya. Mencintai seseorang itu seperti belajar berjalan sewaktu kecil. Perlahan-lahan menerima semua kekurangannya bak merangkak. Tidak hanya sekali jatuh untuk bisa berjalan, sama seperti tidak hanya sekali menemukan sifat buruknya. Setelah mencoba berkali-kali sampai dimana kita bisa berjalan dengan benar, memilih dia menjadi satu-satunya. Lalu apa? Pergi? Mencoba merelakan dengan kalimat "aku bahagia melihatnya bahagia"?
Tidakkah kamu ingat bagaimana kamu belajar berjalan dan terjatuh berkali-kali hanya untuk menerima dia dan segala kekurangannya? Lantas sekarang kamu rela membiarkan dia pergi begitu saja, setelah dia membuatmu terjatuh berkali-kali? Mencintai orang yang salah bagimu itu hal yang biasa? Melepaskan orang yang kamu cintai dengan gampang, itu benar menurutmu?
Memilih bersama dengan orang yang kita cintai sepenuh hati akan indah dibandingkan dengan merelakan orang yang kita cintai memilih bersama dengan orang yang belum tentu mencintainya seperti kamu mencintainya..
Comments
Post a Comment