Selamat malam. Ini cerita aku, dan aku awali dengan bahagia. Semenjak aku mengenalnya, semua terasa lebih berwarna. Meski bukan cuma bahasa, tapi juga latar belakang yang berbeda, itu tak jadi masalah baginya. Kita memang tak sama, kita jauh berbeda. Tapi yang aku heran, dengannya aku selalu bisa meredam amarah. Jujur saja, aku bukan tipe orang yang diam jika ada masalah. Aku tipe orang yang besar ambisi, karna aku tak mau mengalah. Tapi dengannya aku belajar untuk bisa mengalah. Aku diam saat dia marah. Aku menunggunya untuk kembali menyayangiku. Entah apa yang membuat aku menghadapinya berbeda dengan yang lain. Mungkin aku bisa semarah itu sama yang dulu, tapi tidak sama dia. Yang dia tau, aku selalu membahas tentang apa yang tidak dia sukai. Tapi aku selalu diam dan memilih untuk mengiyakan semua tuduhannya. Dengan tulisan ini, aku berharap dia tau bahwa sebaik apapun orang di masalalu aku tak sebaik dia. Dan aku berharap seburuk apapun masalalu aku dengan siapapun, takkan merubah rasa yang ada dalam hatinya untukku. Pernah aku berpikir bahwa dia orang yang bisa menenangkan aku tanpa berbuat apapun. Karna aku hanya membutuhkannya ada dalam hatiku. Saat ini, memang benar aku merindukannya. Jika bisa Tuhan mengabulkan, aku ingin sekali bertemu dan menatap matanya walau hanya 5 menit saja. Aku akan berusaha menyampaikan bahwa aku sayang padanya, dan hanya padanya :)
Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang on the way remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya. Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain. Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi
Comments
Post a Comment