Skip to main content

Thanks? #32

Bismillah, hai guys!
Kemaren aku baru keluar dari rumah sakit
Lima hari opname di rumah sakit
Hari pertama aku diambil darah untuk persiapan operasi
Hari kedua di check dokter apakah siap untuk operasi apa enggak
Setelah siap, karena hasil test darahnya baik dan normal
Hari ketiga aku dioperasi, sekitar jam 9 pagi
Sebelumnya sekitar jam 3 pagi aku sahur karena sebelum operasi harus puasa
Setelah itu jam 6 pagi di pasang infus
Sekitar pukul jam 8 aku diantar ke ruang persiapan operasi
Banyak yang nemenin, artinya banyak juga yang khawatir
Setelah nunggu sekitar satu jam di ruang persiapan, akhrinya aku dipindah keruang operasi
Untuk pertama kalinya aku diruang operasi
Liat suster-susternya sibuk masang kabel-kabel dibadanku
Ga lama dokter bedah pun dateng
Terakhir yang aku inget aku dibius sama susternya 
Dua kali suntikan dan tidur..
Pas aku bangun, tibatiba uda di ruang pemulihan.
Hidungku dikasih alat pernafasan 
Dan tanganku masih di infus
Tangan kananku di tensi
Semua alat-alat medis masih menempel ditubuhku
Dan bagian yang di operasi juga masih perih
Ruang pemulihan itu besar dan luas sekali
Karena pas aku sadar, aku tidak melihat siapa-siapa
Reflek aku menangis dan memanggil ibu
Enggak lama akhirnya ibu datang
Sambil menunggu suster yang mengantar aku kembali ke kamar
Setelah beberapa menit, ada suster yang mengantar aku kembali ke kamar
Pikiranku cuma satu, "aku akan baik-baik saja" 
Semua yang terjadi atas izin Allah, dan aku serahkan semuanya ke Allah
Terimakasih untuk keluarga yang bergantian datang menjengukku
Terimakasih untuk temen-teman yang juga menyempatkan datang melihatku
Khususnya untuk adekku yang rela tiap malem tidur dirumah sakit nemenin aku
Untuk ayah dan ibu yang banyak aku repotkan
Untuk kakak-kakakku, febby, dila, ifa, suci, ria, cilpi, luqi, dimas, mas yudis, naba, thanks semuanya
Dan mungkin semuanya yang belum aku sebutkan, thanks. 💞

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.