Skip to main content

Backstreet~

Mengajak pacar kerumah memang gampang, gampang di omong tapi susah dilakukan. Apalagi kalau enggak direstui, bisanya cuma obral ke temen, tapi orang tua enggak tau. Pengen sih kenalin pacar ke orang tua tapi kalau bener-bener direstuin. Mungkin bukan cuma aku yang ngerasain, kalian yang backstreet mengalami hal yang sama kayak aku. Kalau mau jalan pasti susah, ya susah cari alasan, ya susah cari tempat makan, ya susah semuanya deh. Bisa dibilang sedikit menyedihkan. Mau nulis status di jaringan sosial aja harus menggunakan inisial yang enggak mudah ditebak. Entah itu nama yang disingkat sesingkat-singkatnya, tanggal jadian yang dibikin angka ruwet, dan lain-lain deh masih banyak. 

Aku punya tips nih buat kalian yang backstreet, kalau mau jalan sama pacar ijin aja jalan sama temen kalau ditanya temen siapa jawab aja temen kalian yang enggak seberapa dikenal sama orang tua. Kalau cara itu enggak berhasil, ajak aja adek atau kakak yang bisa diajak kompromi. Waktu jalan, handphone pastiin tidak aktif kalau aktif terus orang tua telfon tetap angkat aja, paling-paling nanya lagi dimana terus pulang jam berapa, itu sih biasa namanya juga khawatir. Alasan kedua pas pulang terus ditanyain kenapa hpnya mati, bilang aja lowbat. Beres. Alasan bukan berarti bohong loh ya :)) tapi ya merepet-repet dikitlah.

Sudah mulai capek backstreet ya coba aja bawa pacar kerumah. Suruh dandan rapi, wangi, sampai kelihatan sopan. Satu lagi, siapin kuping buat celaan-celaan. Simple kan. Masalah direstuin atau enggak itu masalah terakhir. Yang penting orang tua tahu. Kalau emang enggak direstuin jalanin aja backstreet lagi toh orang tua enggak akan sejahat itu enggak ngerestuin terus pasti ada waktunya mereka luluh :)

Comments

  1. ajak aja ke rumah, tapi sama temen-temen juga :3 hauhahaha #pengalaman

    ReplyDelete
  2. masalahnya ibuku gak ngerestuin hiks :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.