Skip to main content

Konyol!!!

Gila. Banyangin nih, kalau ada di kamus hidup mu, aku yakin kamu adalah orang terkonyol di dunia. Ini kejadian aku yang mengalaminya sendiri. Sekitar dua tahun yang lalu. Ini berawal dari pertama kali aku menginjak dunia remaja. MOS alias Masa Orientasi Siswa itu yang paling aku takuti waktu itu. Secara di sekolah baru ku, tak satu pun orang yang ku kenal. Yah, maklumlah aku kan anak baru. MOS hari pertama aku jalani dengan baik. Tapi, hari itu benar-benar membuat ku trauma dengan yang namanya bawang putih. “Sekarang kalian pake kalung bawangnya, lalu kalian keliling sekolah sambil bergaya mengusir hantu-hantu! CEPET!”,Suruh salah satu kakak kelas seraya teriak-teriak. Mau gimana lagi. Mau tak mau, aku harus melakukannya. Dengan beberapa temanku yang lain, aku mengelilingi sekolah. Dari ujung lapangan bola, lapangan basket, kantin sekolah, sampai belakang sekolah.
Di belakang sekolah, aku dan teman-teman yang lain di kejutkan dengan sosok bayangan hitam di belakang kami. “AARRRRGGGGHHHHH!!!!!”,Teriakan histeris, tangisan bombai, semua seakan menusuk di telinga ku. “Ampun, mbah! Ampun!”,Kataku yang sedikit merengek-rengek di depan bayangan itu. Sepi, sunyi, ku buka mataku yang sedikit bengap. Sial. Ternyata kami di kerjain abis-abisan sama kakak kelasnya. “Hahahahahaha!!”,Yang ku dengar hanya suara tawa mereka melihat kami ketakutan.
Hari kedua MOS, membuat ku lebih tahan banting. Dan sekarang aku tak lagi sendiri. Sejak kejadian di belakang sekolah itu, aku mengenal banyak teman baru. Jadi, sekarang aku lebih berani untuk sedikit melanggar peraturan MOS yang di buat oleh kakak kelasnya. “Peraturan pertama, siswa baru dilarang membantah perintah panitia MOS disini!”. Kata siapa aku tak bisa membantah perintah panitia, pikirku. “Kamu! Berdiri dan keliling lapangan sepuluh kali! Sekarang!”,Perintah salah satu panitia yang dari kemarin terlihat iseng padaku. Aku hanya memperlihatkan wajah tak berdosa dan tidak tahu apa-apa. Dasar otak udang.
“Kalau kamu tidak laksanakan perintah saya! Kamu akan mendapat hukuman lebih.”,Katanya yang mulai ku perhatikan. “Saya merasa tidak punya salah. Kenapa saya harus mendapatkan hukuman?”,Jawabku yang mulai menantang. Ku lihat dia mulai diam terpanah. Mungkin dia terpanah melihat kecantikan ku. Gawat. Dia mendekati ku. dag, dig, dug. Detak jantung ku mulai berdetak cepat. Sekitar sepuluh senti jarak antara wajah kami. Aku mengangkat dagu. Lalu, “Yeeeeee!!!”,Terdengar teriakan dari sekitarku. Dan yang lebih mengagetkan ku lagi. Aku kehilangan saat-saat terindah first kiss. Gila tuh cowok, dia mencium ku di tengah-tengah lapangan itu. Hari kedua MOS membuatku kehilangan first kiss. Oh, NO!
Hooaaaammmsss!! Ngantuk banget! MOS hari ketiga, bosenin banget. Upacara? Tidak terlalu bagus sepertinya melihat keadaan pagi itu yang panas sekali. Sudah panas-panas begini, di tambah bawaan tas yang berat sekali. Buku, kartu identitas, dan peralatan MOS yang lain di kumpulkan jadi satu pada hari terakhir MOS. Gimana tidak pusing kalau harus upacara dengan membawa tas seberat itu. Di tengah-tengah MOS, mataku mulai berkunang-kunang dan..
“Kamu sudah sadar?”,Tanya seseorang di sampingku. Setelah sedikit demi sedikit aku dapat melihat dengan jelas, ku lihat di sampingku ada kakak kelas itu lagi. “Aku dimana?”,Tanya ku kepadanya. “Kamu di UKS. Kamu sudak tidak apa-apa?”,Jawabnya dengan sok peduli. Aku hanya diam, tidak menjawabnya. “Aku minta maaf ya soal kemarin.”,Katanya memelas. “Aku benar-benar tidak sengaja.”,Lanjutnya seraya meraih tanganku. “Tapi, itu first kiss ku! ngerti!”,Jawabku yang sedikit membentaknya. Aku mulai tak memperdulikan dia kakak kelas atau siapa pun. “Iya. Aku emang salah. Salah banget. Aku memang pantas kamu benci. Tidak apa-apa kok!”,Katanya seraya meninggalkanku sendiri di UKS.
Nah, gitu ceritanya. Itu kejadian masih tersimpan manis di ingatanku. Konyol banget kan ceritanya. MOS memang penuh makna. Dapat di simpulkan hari MOS terakhir membuatku menyesal setengah mati. Karena setelah kakak kelas yang waktu itu merampas first kiss ku keluar dari UKS dia di keluarkan dari sekolah, karena alasan telah mencium anak orang di depan umum. Aku kasihan plus bersyukur. Kasihan karena dia harus pindah sekolah padahal waktu itu dia kelas tiga. Bersyukur karena aku tak lagi bertemu dengan nya. Kalau sampai ketemu, banyangin bagaimana malunya diriku. hehehe

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.