Skip to main content

Aku gagal dan ini bukan aku.

Beberapa hal yang tidak akan pernah mereka tau, yaitu apa yang aku rasa. 
Beberapa hal yang tidak akan pernah mereka pahami, yaitu apa yang aku inginkan.
Aku merasa hidup tak memiliki arah dan tujuan.
Dari aku kecil, aku belajar untuk memplanning semua yang akan aku lakukan esok.
Mulai aku kuliah ditahun berapa, aku melanjutkan kuliah ditahun berapa, sampai aku menikah ditahun berapa.
Tapi aku lupa, kalau aku cuma bisa berencana, Allah yang menentukan.
Pernah satu dari plan ku mundur karena aku sakit, dan harus dirawat untuk beberapa bulan. 
Harus mondar-mandir kerumah sakit, ke Lab, sampai ke pengobatan alternatif.
Aku mulai sadar bahwa Allah tau aku lebih membutuhkan apa saat itu.
Sampai dititik terendah aku ingin menyerah, tapi semua orang menatapku penuh harapan.
Meminta dokter untuk melakukan yang terbaik untuk aku.
Menungguku dirumah sakit sampai aku sembuh.
Aku belajar lebih menghargai apa yang aku punya.
Pengalaman yang mengajarkanku arti ketulusan.
Setelah aku diperbolehkan untuk pulang dan rawat jalan, aku berjanji akan membanggakan orangtuaku dengan keterbatasan yang aku punnya saat ini.
Aku mulai melaksanakan plan-plan aku yang tertunda.
Iya, menikah adalah plan selanjutnya.
Pikiran aku pendek, aku yang masih susah menahan emosi.
Aku yang masih belum bisa berumah tangga, aku yang belum bisa mandiri.
Aku yang masih kaku hatinya, aku yang tak mudah berbagi kasih sayang.
Aku pikir ini adalah hal yang belum bisa aku jalani, tapi sudah terjadi.
Ingin memutar waktu, tapi aku tidak bisa.
Ingin membuat pengakuan pada semua orang, aku gagal.
Hidup yang selama ini aku tata sedemikian rupa ini gagal.
Rasanya tidak ada kata yang lebih baik dari kegagalan.
Pernah disuatu saat aku bersimpu di sepertiga malam untuk memohong sama Allah.
Aku ingin hentikan waktu dan aku ingin mengulangi semuanya dan aku tidak akan melakukannya.
Mungkin benar kata mereka semua, ini terlalu buru-buru.
Sehingga aku tak mampu untuk menjalaninya.
Atau mungkin karena aku menjalaninya bukan dengan orang yang tepat.
Allah.. Aku tau engkau maha mendengar, bantu aku untuk keluar dari lingkaran ini.
Bantu aku bilang ke semuanya, kalau aku ingin selesai.
Satu tahun ini, aku berjalan, aku berbicara, aku melakukan semuanya, ini bukan aku. 
Kasih aku satu kesempatan untuk berhenti dan memperbaikinya.. 

Comments

  1. sabar setiap orang pasti mempunyai masalah . tak ada insan yang hidup di dunia ini tak bermasalah.
    ingat masalab itu datang krna apa ? krn kita bisa melaluinya walau jalannya sakit, dan setiap masalah yang kita selesaikan insya allah menjadikan pribadi ini lebih dewasa dan lebih mengerti mana yang terbaik untuk kita . mungkin saat ini kita berteriak tapi tdak ada yang dengar, kita yang meronta ronta tapi tidak ada yang memberikan pertolongan. tapi Allah SWT lah yang mengatur jalan hidup ini. insya allah kita dapat hasil, berrikhtiar solusi terbaik

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui ber...

21.07 10.02.20

Aku pernah larut dalam kesedihan yang akibatnya kondisiku semakin memburuk. Aku sering berpikir berlebihan yang membuat aku kebingungan sendiri. Iya sebenernya bukan itu yang mau aku ceritakan. Tapi ini soal kecewa (lagi) yang mungkin aku bingung bagaimana mengobatinya. Aku pernah sangat menyayangi, dan merasa sangat disayang. Tapi itu sesaat sebelum dia ga bisa nahan ego dan sikap angkuhnya. Aku diam, dan merenungkan tentang rasa yang kupunya. Mungkin benar jika rasanya tak sebesar rasaku. Dan mungkin benar jika aku bukan yang terbaik untuknya. Kalo ngomongin tentang ikhlas mungkin dengan waktu yang cukup lama kebersamaan ini sangat berarti untuk aku, yang tidak untuknya, buat aku susah mengikhlaskan semuanya. Tapi aku bisa apa? Sudah cukup dicampakkan berkalikali, sekali dua kali mungkin aku masih bisa mengalah, kalo suda berkalikali? Apakah aku masih harus percaya kalo ada cinta dihatinya? Atau cuma ego dan angkuhnya saja? Aku memang bukan wanita baik, tapi aku punya hati dan harg...

Hitam Putih

Vina's typograph