Skip to main content

Kata Hati..

Apa yang aku rasakan saat ini, bisa jadi kau alami juga.
Atau bisa jadi tidak sama sekali?
Sepi. Aku ditengah keramaian tapi aku masih merasa sepi.
Entah apa yang kurasakan saat ini.
Aku bertanya pada lidah pun tak bisa menjawab.
Mungkin benar apa kata hati, ini rindu.
Rindu yang tak tersampaikan, rindu yang membuat luka.
Merindukanmu, yang mungkin tak bisa terungkap karna ego yang mendalam.
Mungkin benar apa kata hati, tatapan kosong tak membuat aku berhenti merindukanmu.
Aku rindu padamu. Aku rindu akan suaramu. Aku rindu akan detak jantungmu.
Tak ada lagi yang bisa aku resahkan, kecuali saat aku merindukanmu.
Mungkin bukan hanya jam dinding yang tertawa melihat kita diam.
Tapi semuapun akan ikut tertawa, karna kita tak mampu menyapa meski rindu yang kurasa.
Hati ini benar, memang benar. Tak ada rasa lain yang benar kecuali rindu.
Rindu akan kasih sayangmu. Rindu akan kehangatan tawamu. Rindu akan semua tentangmu.

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui ber...

21.07 10.02.20

Aku pernah larut dalam kesedihan yang akibatnya kondisiku semakin memburuk. Aku sering berpikir berlebihan yang membuat aku kebingungan sendiri. Iya sebenernya bukan itu yang mau aku ceritakan. Tapi ini soal kecewa (lagi) yang mungkin aku bingung bagaimana mengobatinya. Aku pernah sangat menyayangi, dan merasa sangat disayang. Tapi itu sesaat sebelum dia ga bisa nahan ego dan sikap angkuhnya. Aku diam, dan merenungkan tentang rasa yang kupunya. Mungkin benar jika rasanya tak sebesar rasaku. Dan mungkin benar jika aku bukan yang terbaik untuknya. Kalo ngomongin tentang ikhlas mungkin dengan waktu yang cukup lama kebersamaan ini sangat berarti untuk aku, yang tidak untuknya, buat aku susah mengikhlaskan semuanya. Tapi aku bisa apa? Sudah cukup dicampakkan berkalikali, sekali dua kali mungkin aku masih bisa mengalah, kalo suda berkalikali? Apakah aku masih harus percaya kalo ada cinta dihatinya? Atau cuma ego dan angkuhnya saja? Aku memang bukan wanita baik, tapi aku punya hati dan harg...

Hitam Putih

Vina's typograph