Skip to main content

Kecewa dan rindu #02

Rindu. Kau tau apa itu rindu?
Menyenangkan bukan ketika kau tau apa itu rindu?
Lantas apa yang rasakan selain rindu?
Sedang aku disini tak merindukanmu.
Kau tau seberapa besar rinduku dengan kebiasaan yang kau bentuk?
Tapi sebesar apapun itu, kalah dengan rasa kecewaku.
Aku diam, bukan berarti aku tak mengerti.
Justru semakin aku diam, semakin aku mengerti apa itu rindu akan kekecewaan.
Aku berhenti memikirkan rindu, tapi tidak dengan kamu.
Yang aku yakini sekarang, kau sedang merindu.
Entah apa yang kau rindukan.
Aku tak mau tau, sekalipun kau kembali dengan rindu.
Baru kali ini, aku merasakan rindu dan kecewa bertemu.
Sering aku bertanya, mengapa dan mengapa?
Tapi aku tak menyadari, setiap darah mengalir dalam tubuhku telah menjawabnya.
Rindu ini ada karna telah kecewa.
Dan rindu ini ada karna telah terluka.
Tak selalu rindu datang dengan bahagia.
Tak selalu rindu datang dengan indah.
Karena aku dan kamu, tak lagi bersatu dalam ikatan janji rindu.

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui ber...

21.07 10.02.20

Aku pernah larut dalam kesedihan yang akibatnya kondisiku semakin memburuk. Aku sering berpikir berlebihan yang membuat aku kebingungan sendiri. Iya sebenernya bukan itu yang mau aku ceritakan. Tapi ini soal kecewa (lagi) yang mungkin aku bingung bagaimana mengobatinya. Aku pernah sangat menyayangi, dan merasa sangat disayang. Tapi itu sesaat sebelum dia ga bisa nahan ego dan sikap angkuhnya. Aku diam, dan merenungkan tentang rasa yang kupunya. Mungkin benar jika rasanya tak sebesar rasaku. Dan mungkin benar jika aku bukan yang terbaik untuknya. Kalo ngomongin tentang ikhlas mungkin dengan waktu yang cukup lama kebersamaan ini sangat berarti untuk aku, yang tidak untuknya, buat aku susah mengikhlaskan semuanya. Tapi aku bisa apa? Sudah cukup dicampakkan berkalikali, sekali dua kali mungkin aku masih bisa mengalah, kalo suda berkalikali? Apakah aku masih harus percaya kalo ada cinta dihatinya? Atau cuma ego dan angkuhnya saja? Aku memang bukan wanita baik, tapi aku punya hati dan harg...

Hitam Putih

Vina's typograph