Skip to main content

Dengarlah teman!

Assalamualaikuuuum. Kalian gimana kabarnya? Baik dong ya. Alhamdulillah aku juga baik hehe. Hari ini aku mau sharing sama kalian semua, tentang kejadian yang di alami sama teman dekat aku. Awalnya bapak (dari teman dekat aku) ini terlibat masalah dengan perusahaan besar di kota. Beliau sampai membawa permasalahan ini di meja hijau. Karna beliau merasa ditipu perusahaan tentang uang pesangon yang harusnya beliau dapatkan. Beberapa persidangan beliau lalui. Sampai akhirnya kemaren lusa sidang terakhir atau sidang keputusan dibacakan. Beliau merasa amat yakin, bahwa berkas atau bukti yang beliau bawa semuanya jelas dan pasti bisa memenangkan persidangan ini. Tetapi hasilnya hakim memutuskan bahwa perusahaanlah yang benar atau perusahaan yang memenangkan persidangan. Beliau dan keluarga (termasuk teman dekatku) semuanya terpukul dengan keputusan hakim. Mereka merasa ini tidak adil, mereka berprasangkah bahwa perusahaan menyuap jaksa agar dapat memenangkan persidangan ini. Jujur, saat cerita ini aku dengar. Ada hikmah yang aku catat dan masih aku ingat yaitu, jika kita melakukan sesuatu dengan sebaikbaiknya untuk kita sendiri, mungkin atau bisa jadi orang lainpun melakukan hal yang sama. Kita semua bisa liat, beliau meminta haknya sampe ke persidangan, sedangkan perusahaan yang merasa tidak mempunyai kewajiban apapun membela diri. Saat aku mengungkapkan pendapatku, teman dekatku ini marah dan tetap menyalahkan perusahaan karna dia dan keluarga merasa tertipu. Aku tidak menyalahkan dia bahkan aku tidak berharap lebih selain dia bisa mengendalikan emosinya saat itu. Aku cuma ingin dia membuka pikirannya, keadilan itu hanya punya Tuhan. Mintalah keadilan ke sang pencipta. Jika memang hak kita belum bisa kita dapatkan artinya ada beberapa kewajiban yang kita lewatkan. Intropeksi diri lebih baik daripada terus menyalahkan orang lain. Karna tangan kita ga cukup untuk menutup mulut semua orang diluar sana, tapi tangan kita cukup untuk menutup telinga kita sendiri. Marah tidak akan menyelesaikan masalah, serius! Mending kita berdoa, orang yang merampas hak kita pasti hidupnya gabakal barokah kok. Jadi cukup kita doakan saja. Rezeki kan suda ada yang ngatur. Selagi kita masih punya Allah semuanya akan baikbaik saja. Dan aku harap kita masih bisa jadi teman baik. Di antara teman baik wajar dong ada perbedaan pendapat? Hehe :)

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui ber...

21.07 10.02.20

Aku pernah larut dalam kesedihan yang akibatnya kondisiku semakin memburuk. Aku sering berpikir berlebihan yang membuat aku kebingungan sendiri. Iya sebenernya bukan itu yang mau aku ceritakan. Tapi ini soal kecewa (lagi) yang mungkin aku bingung bagaimana mengobatinya. Aku pernah sangat menyayangi, dan merasa sangat disayang. Tapi itu sesaat sebelum dia ga bisa nahan ego dan sikap angkuhnya. Aku diam, dan merenungkan tentang rasa yang kupunya. Mungkin benar jika rasanya tak sebesar rasaku. Dan mungkin benar jika aku bukan yang terbaik untuknya. Kalo ngomongin tentang ikhlas mungkin dengan waktu yang cukup lama kebersamaan ini sangat berarti untuk aku, yang tidak untuknya, buat aku susah mengikhlaskan semuanya. Tapi aku bisa apa? Sudah cukup dicampakkan berkalikali, sekali dua kali mungkin aku masih bisa mengalah, kalo suda berkalikali? Apakah aku masih harus percaya kalo ada cinta dihatinya? Atau cuma ego dan angkuhnya saja? Aku memang bukan wanita baik, tapi aku punya hati dan harg...

Hitam Putih

Vina's typograph