Skip to main content

Pentingkah aku buat dia? #22

Bismillah, hai guys!
Aku mau cerita soal pacarku.
Dia bukan tipe orang yang perhatian.
Dia bukan tipe orang yang cemburuan.
Aku seperti tidak ada
Aku seperti tidak penting
Tidak ada kata prioritas dalam kamusnya
Aku merasa, dia tidak berbeda dengan temanku yang lain.
Dia tidak pernah ingin tau apa yang aku lakukan.
Bahkan buat tulisan-tulisanku di blog inipun dia tak pernah tau.
Ups. Emang mungkin dia tidak tau alamat blogku
Karena apa?
Karena dia tidak pernah ingin tau
Dia tidak akan pernah ingin tau apa saja yang aku tulis
Apa saja yang aku rasakan
Dia takkan pernah ingin tau.
Aku ga abis pikir dengan sikapnya.
Waktunya yang mahal sekali membuat dia tak ada waktu untukku
Di tempatnya kerja, katanya gaada sinyal
Awalnya aku maklumin
Ternyata aku tau dia bisa main sosmed
Dan di waktu yang sama dia ga ada niat buat ngabarin aku
Seberapa penting aku buat dia ?
Kejadian ini terulang kembali kemaren
Dan sekarang aku diam
Aku diamin dia sampai dia paham betul
Pentingkah aku buat dia? :)

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui ber...

21.07 10.02.20

Aku pernah larut dalam kesedihan yang akibatnya kondisiku semakin memburuk. Aku sering berpikir berlebihan yang membuat aku kebingungan sendiri. Iya sebenernya bukan itu yang mau aku ceritakan. Tapi ini soal kecewa (lagi) yang mungkin aku bingung bagaimana mengobatinya. Aku pernah sangat menyayangi, dan merasa sangat disayang. Tapi itu sesaat sebelum dia ga bisa nahan ego dan sikap angkuhnya. Aku diam, dan merenungkan tentang rasa yang kupunya. Mungkin benar jika rasanya tak sebesar rasaku. Dan mungkin benar jika aku bukan yang terbaik untuknya. Kalo ngomongin tentang ikhlas mungkin dengan waktu yang cukup lama kebersamaan ini sangat berarti untuk aku, yang tidak untuknya, buat aku susah mengikhlaskan semuanya. Tapi aku bisa apa? Sudah cukup dicampakkan berkalikali, sekali dua kali mungkin aku masih bisa mengalah, kalo suda berkalikali? Apakah aku masih harus percaya kalo ada cinta dihatinya? Atau cuma ego dan angkuhnya saja? Aku memang bukan wanita baik, tapi aku punya hati dan harg...

Hitam Putih

Vina's typograph