Skip to main content

Posts

Showing posts from 2010

Sial, Mantan Pacarku Balik

Sial. Entah kenapa, rasanya aku selalu merasa ingin marah ketika melihatnya bersama dengan mantannya itu. Kata temanku, itu pasti perasaan cemburu. Ku pikir-pikir kata mereka benar juga. Aku cemburu, marah, dan begitulah. Kalian pasti juga merasakan itu kalau kalian melihat pacar kalian berhubungan baik dengan mantannya. ‘Huh, sebel banget sih! Ngapain sih tuh anak, centil banget!’, Kataku dalam hati seraya mengerutkan kening. “Ferri!”, Teriak Mira ke arah ku dan Ferri. “Sayang sebentar ya!”, Kata Ferri kepadaku seraya berjalan ke arah Mira. ‘Dasar cewek genit!’, Celahku dalam hati. Sejenak aku diam, melihat ke arah Wina dan Keila. Sepertinya mereka melambaikan tangan ke arahku. “Daripada panas disini, ke Wina dan Keila ah!”, Kataku seraya berjalan ke arah mereka. “Kalian ngapain disini?”, Tanyaku kepada Wina dan Keila. “Ini nih, nungguin Vera sama Keyrin.”, Jawab Wina kepadaku. “Bilangnya ke kantin tapi lama banget!”, Selah Keila. “Hey semua!”, Sapa Vera dan Keyrin bersamaan. “Pula

Sial, Mantan Pacarku Balik II

Setelah sebulan berlalu, aku havefun dengan Wina, Keila, Keyrin, dan Vera. Mereka memang sahabat terbaikku. Bahagia rasanya bisa mengenal mereka. Sayang ini takkan terputus untuk mereka. “Aku sayang kalian!”, Kataku seraya membuka jendela kamar. Hari ini hari minggu, rencananya aku dan Wina akan nonton bioskop bersama. Dan kebetulan ini salah satu film yang ingin ku tonton, “Nonton Avatar ya Win?”, Tanyaku ke Wina yang sedang sibuk bermain handphonenya. “Iya deh!”, Jawab Wina seraya berjalan mengikutiku dari belakang. “Wah antri gini Ri!”, Kata Wina. “Iya udah, mau apa lagi?”, Kataku seraya berdiri di antrian paling belakang. Setelah membeli tiket nonton, aku duduk di sebelah Wina. Dari jauhan, aku melihat Ferri dan Mira. ‘Sepertinya mereka sedang berantem’, Kataku dalam hati seraya terus melihat mereka. “Sstt, Win! Ada Mira sama Ferri!”, Kataku dengan menepuk lengan Wina. “Iya, kayaknya mereka berantem! Eh, si Mira nangis tuh!”, Jawab Wina yang matanya terus melihat searah dengan arah

PUMA

Di suatu kota yang ramai akan penduduk, terdapat kerajaan “PUMA (Sepuluh Lima)”. Disana banyak sekali putri raja. Tetapi anehnya, tak seorang putri raja pun yang menikah. Sudah berulang kali, banyak pemuda yang mencoba melamar di antara mereka, dari raja, pengeran, sampai pemuda biasa-biasa saja, tetapi tak seorangpun yang berhasil mendapatkan salah satu dari mereka. Pagi yang cerah, terlihat kelima belas putri raja keluar dari kerajaan. Mereka terlihat anggun dengan busana yang mereka kenakan. Dengan senyum manisnya, putri Aya menyapa pagi. Sedang di ujung taman kerajaan putri Nesya dan putri Tika bercanda tawa. Tidak luput dari itu, putri raja lainnya juga bermain bersama. Indahnya kerajaan Puma dengan kehadiran mereka. Cantik, manis, dan selalu ceria, itulah putri Dyah. Lucu, imut, dan murah senyum, itu yang bernama putri Naura. ‘Tok tok tok!’, Terdengar dari arah pintu kerjaan. “Itu suara apa ya?”, Tanya putri Aqila kepada ketiga putri lainnya yang di dekatnya. “Ayo kita cari tahu

In My Heart

Ketika aku tahu, aku punya penyakit ini, aku yakin pasti hidupku tidak akan lama lagi. Aku tidak mau keluargaku mengetahui pernyakitku ini, maka dari itu aku terus berusaha menahannya. Tidak ada satupun orang yang tahu akan ini, kecuali dokter yang memeriksaku. “Kamu harus di operasi sebelum bibit kanker yang ada di hatimu menyebar.”, Kata dokter Hadi kepadaku. Aku hanya menunduk, tidak tahu apa yang harus ku lakukan. Aku ceritakan semuanya ke dokter Hadi, dia sedikit mengerti, tapi dia tetap menyuruhku untuk mengatakan yang sejujurnya kepada kedua orang tuaku. Sejenak aku berpikir, lalu keluar dari ruangan itu. Di jalan, aku bertemu dengan Chika, dia sahabatku mulai dari kecil. Diapun tidak tahu akan penyakitku ini, karena aku tidak pernah cerita apapun tentang ini, takutnya dia memberitahu keluargaku. “Chika!”, Teriakku memanggilnya. Aku lihat dia tidak sendiri, dia bersama Leon, pacarnya. “Eh, kamu Bel! Kamu dari mana? Mama kamu tadi telfon aku, dia nyariin kamu.”, Kata Chika den