Skip to main content

Posts

Showing posts from 2008

My Love

Cewek feminin dengan rambut ikal, tinggi 166 cm, warna kulit putih, itu seperti anugerah terbesar dari Tuhan untuk ku. Yupz, nama ku Velly anak kelas sepuluh ipa. Banyak anak yang menyebutku “Ratu Sekolah”, karena kecantikan yang terpancar dari ku. Dance, itu hobi ku. Menjadi dancer benar-benar yang ku impikan selama ini. Kalau dipikir-pikir, dalam keluarga besarku hampir tak ada yang terjun ke dunia dance. Hanya aku. Ops, mungkin nenek moyang ku kali ya yang terjun ke dunia dance. He... “Ra, ada gosip baru?”,Kata Billa tersengal-sengal. “Kalau ngomong yang bener dong!”,Jawab ku yang sedikit tak memperdulikan perkataan Billa. “Ra, tunggu dulu. Kalau emang kamu nggak tertarik sama gosip ini, aku janji deh nggak akan ngegosip didepan kamu lagi. Tapi, plis dengerin gosip yang ini.”,Kata Billa menawarkan sesuatu padaku. ‘Kayaknya aku harus setuju deh, sama tawaran Billa lagi. Daripada aku harus mati berdiri gara-gara setiap hari dengerin Billa ngegosip yang nggak-nggak!’,Kata ku dalam hat

I Love you, ENDUT!

Nama ku Alinesya Tantabilla biasa di panggil dengan Aline. Rambut ku ikal dan berwarna hitam. SMA Gigih itu sekolah ku. Aku lahir de tengah-tengah keluarga yang sangat bahagia. Dengan berat badan ku yang melebihi angka delapan puluh, aku di kenal anak yang paling gendut di sekolah. Banyak anak yang bilang aku kelebihan berat badan. Sampai aku menjadi tumpuan segala caki-maki mereka, karena berat badan ku. “Hai, gendut!”,Kata salah seorang anak ketika aku sedang berjalan menuju kelas. “Pagi gendut! Hahaha....”,Sapa gank centil yang di kenal anak-anaknya paling perfect satu sekolah. Aku tak menjawab sapaan mereka. Aku hanya memberikan seulas senyuman. “Aline!”,Terdengar suara dari belakang badanku. “Apa?”,Jawab ku setelah berbalik badan dan ternyata itu adalah Cika. Dia satu-satunya temen ku di sekolah ini. “Lin, kamu di panggil guru BP!”,Seru Cika seraya menarik tangan ku. “Emang ada apaan sih?”,Tanya ku yang mungkin tidak di jawab oleh Cika. “Cik, ada apaan?”,Tanya ku sekali lagi. “Ud

Jalan Ku

singkat waktu ku berjalan kian-kemari tanpa arah dan tujuan hingga jalan ku henti tak sadar ku telah jauh melangkah melewati daratan, menyebrangi lautan, dan menghindari bebatuan kini ku sadar datangnya waktu menjemput ku tuk kembali di jalan ku...

Adik mungil ku

kekhawatiran tumbuh dalam hatiku, ketika ku lihat orang yang ku cinta terbaring tak berdaya di atas ranjang itu, begitu tak adil bagi ku adik mungil ku setiap kali ku lihatnya, tak ada waktu yang terdiam selalu ku teteskan air mata, tak sampai henti adik mungil ku, kenapa harus kau yang terbaring disana? seulas janji terus ku lantunkan demi adik mungil ku...

Mengertilah..

Mengertilah, disaat ku petama membuka kedua mataku tak ada warna yang tampak tak ada sedikitpun yang ku lihat hitam, tak ada yang bersinar ku coba mengerti ini semua tangan yang kini dapat mencapai awan seakan tak berguna waktu itu mengertilah, ini bukan terakhir...