Skip to main content

Malu

Apa benar cinta membuat kita buta? Entahlah aku malu untuk mengungkapkan ini. Mungkin sekarang pipiku memerah, bibirku tersenyum lebar, ini sangat membuat aku malu. Aku merasa bersama dengan orang yang tepat, belajar untuk menjadi dewasa bersama, dan berharap bisa menua bersama. Tidak peduli seberapa banyak orang yang menginginkan perpisahan kita, tapi kita tetap memilih bertahan. Masalah yang dulu terlihat besar, kini mampu kita kecilkan. Masalah yang dulu terasa sepele, sekarang menjadi tidak terasa. Hadiah terindah yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya, merasakan cinta kasih. Mungkin aku belum bisa mendefinisikan apa itu cinta, karena terlalu dini untuk mengungkapkan bahwa ini memang cinta. Dimulai dari menganggap dirinya adalah satu-satunya, memahami dan dipahami perasaannya, saling mengasihi dan menerima keadaan yang ada. Sampai dititik aku bisa menertawakan tingkahnya, memaklumi emosinya, memaafkan kesalahannya, dan (iya) aku tidak berhenti memikirkannya. 

Tumbuh bersama setiap hari, membuat aku lupa akan semua hal yang membuat aku kecewa. Mungkin memang dia tidak pandai berucap kata manis, tapi tingkahnya selalu membuat aku tersipu malu. Mengingatnya setiap saat, membuat aku sadar bahwa dia orang yang bisa menghiburku dikala aku butuh. Dia sulit untuk digambarkan, karena tidak akan ada gambar yang cocok untuk menggambarkan sosoknya. Terlalu lucu tingkahnya, terlalu bodoh untuk selalu membuat aku tersenyum setiap hari, emosinya yang terkadang berlebihan (hehe) itu menggemaskan. Caranya berbicara, membuat aku terpana meskipun tidak sesering itu, tapi tetap saja aku terpana. Caranya melihat aku, membuat aku tersipu kadang itu menjadi tatapan yang menyeramkan. Caranya marah, membuat aku takut (iya) karena dia susah mengendalikannya. 

Terima kasih telah bertahan dan memilih untuk tetap bertahan, mewarnai di setiap lembar buku dalam hidupku. Terima kasih telah mampu menampung semua keluh kesahku yang terkadang membuatmu bosan (maybe). Terima kasih telah menjadi orang yang selalu ada dikala aku sedih, kecewa, senang, bahagia, dan banyak rasa lainnya. Terima kasih orang baik, atas energi positif yang telah kamu berikan padaku di setiap harinya. Sungguh aku malu mengungkapkan ini dihadapanmu, tapi aku mau kamu tau ini semua.

Comments

Popular posts from this blog

Bersama Mereka

 Mungkin tidak banyak yang tau, kalau aku sekarang mendapatkan amanah menjadi guru disalah satu madrasah ibtidaiyah di kota ini. Dengan lulusan aku yang pendidikan matematika, awalnya aku hanya mengajar pelajaran matematika dibeberapa kelas saja. Tapi tahun kedua, aku diberikan kesempatan untuk menjadi wali kelas. Dan cerita ini dimulai, senang rasanya bisa hadir di tengah-tengah mereka yang  on the way  remaja. Dari perubahan fisik sampai ke kepribadiannya.  Setiap hari ada banyak hal yang kita lalui bersama, bukan hanya mereka yang belajar tapi akupun ikut belajar dari mereka. Karena terkenalnya kelas ini paling super segalanya, dari bermacam-macam karakternya sampai kenakalannya. Tapi itu tidak membuatku menyerah bersama mereka. Membuat suasana kelas seperti apa yang mereka inginkan adalah salah satu tugas utama bagiku. Salah satunya mengelompokkan mereka menjadi beberapa grup lalu belajar dengan bermain.  Tidak hanya pembelajaran di kelas yang kami lalui bersama, tapi kegiatan-kegi

Kosong

Hai! Mungkin ini bukan pertama kali aku merasa berbeda. Em, sorry bukan berbeda boleh dibilang spesial. Pernikahanku berjalan tujuh bulan dan alhamdulillah aku positif hamil. Kami tidak menyangkah karena honestly kami bertemu hanya beberapa kali selama pernikahan. Jarak ribuan kilometer yang memisahkan kami, membuat kami jarang bertemu. Dengan adanya sesuatu diperut ini sedikit banyak mengubah dunia kami. Dari cara berpikir, sampai cara bersyukur.  Satu bulan kehamilan ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit swasta. Memastikan, dan memeriksa keadaannya. Entah apa yang aku dengar ini membuatku bimbang tentang keberadaannya. "Masih belum terlihat karena rahim retrofleksi". Aku sempat diberikan obat penguat kandungan dan beberapa vitamin. Dokter menyarankan untuk kembali setelah minggu ke sepuluh. Sepulang dari sana, aku mencari tau apa yang dikata dokter tadi. Kata yang ku ingat hanya retrofleksi. Okay. Aku mengabari suami yang saat itu sedang bekerja, dia sempat kaget da

18 Februari 2023

Hari itu tepat 18 Februari 2023 jam 09.00 wib, dia mengucapkan janji bahwa dia akan menerima kelebihan dan kekuranganku, menjaga dan membimbingku, mengasihi dan menyayangiku sepanjang waktu kami mengarungi kehidupan ini. Terima kasih telah menjadi akhir yang membahagiakan dalam senyum ini. Air mata yang jatuh itu akan aku balas dengan seluruh kasih sayang yang aku miliki. Sungguh.