Menemuiku memang bukan pengalaman pertama baginya, begitupun aku menjemputnya bukanlah hal yang asing. Hanya dua kali dalam setahun kami bertemu, tidak membuat jarak tampak jelas. Dia bukan sosok yang aku kagumi layaknya bintang iklan, tapi karena bertemu dengannya membuka mataku tentang sisi lain seorang bintang. Orang tua yang mulai mengkhawatirkan anaknya, saat itu telah tiba. Dari memikat hingga mengikat, aku tidak pernah meragukan hubungan ini karena kami tulis ceritanya bersama. Dan ini awalnya. Sore itu aku menjemputnya seperti biasa, di salah satu Stasiun di pinggir kota Surabaya. Wajahnya yang lagi-lagi menarikku untuk selalu tersenyum ketika melihatnya. Bulu mata yang lentik itu tak lama membuat aku terpikat olehnya. “Sudah lama nunggunya?”, tanyanya sembari menarik tanganku . “Lumayan, ayo! Disana mobilnya”, jawabku dengan menunjuk arah. Kami pergi ke salah satu tempat makan untuk bertemu dengan orang tuaku. Ada beberapa hal yang dia sampaikan ke orang tu
Ini blog isinya cuma coretan saya, yang saya tulis dengan sadar dan bukan sesuatu yang bisa disebar luaskan, karena saya bukan siapa-siapa.